Minggu, 14 November 2010

Waspadai Menggunakan Korek Telinga!

Banyak masalah pendengaran muncul karena perawatan telinga dan terapi yang tidak perlu.

DI masa kecil siapa yang tidak kenal permainan pesan berantai. Permainan yang dilakukan dengan membisikkan pesan dari orang ke orang ini jenaka karena pesan yang sampai pada orang terakhir bisa sangat berbeda dari awalnya.

Mereka yang salah menyampaikan pesan akan diejek soal pendengarannya. Meski sebenarnya konsentrasi yang jadi inti permainan ini, bisa dijadikan gambaran sederhana pentingnya fungsi pendengaran. Dalam pergaulan sosial, kita pun jadi orang yang mengesalkan karena seperti tidak pandai menyimak. Gangguan pendengaran ini bukan hanya milik lansia.
Pasalnya, gangguan pendengaran banyak disebabkan gaya hidup.

“Gangguan pendengaran bisa disebabkan kotoran telinga yang menumpuk sehingga liang telinga tertutup hingga suara tidak dapat masuk,” kata dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan Dr Sosialisman Sp THT, di Jakarta.

Bukankah kotoran merupakan hal yang umum dan harus dibersihkan?
Di sisi lain, berada di dalam organ tersembunyi, kotoran telinga ini tentunya sulit diperiksa sendiri.

Kotoran yang menumpuk dan menyebabkan gangguan umumnya dicetus kebiasaan tertentu. “Saat kita berusaha membersihkan telinga dengan cottonbud, earwax yang terjadi kotoran akan terdorong ke dalam dan jadi tergumpal,” kata Dr Rob Hicks di laman daring Bbc.co.uk.

Lebih lanjut dijelaskan di daring kesehatan Earscience.org.au, telinga sebenarnya menghasilkan cerumen (earwax) secara alamiah. Cerumen berfungsi menghalau air, menangkis debu, dan kotoran termasuk serangga untuk masuk ke bagian dalam telinga.
“Secara alamiah cerumen akan mengering dan jatuh ke luar kuping dengan sendirinya,” kata Sosialisman.

Namun, bisa pula produksi cerumen berlebih dan menjadi keras. Dalam kondisi ini pun tidak disarankan menggunakan cottonbud. Pasalnya, karena alasan tadi, kotoran bisa terdorong menutupi kanal hingga pendengaran terganggu.

Dalam penelitian Dr Suresh Kumar dari Pakistan pada 2007, dari 100 pengguna rutin cottonbud yang diteliti, 34 orang menderita gatal di telinga yang tidak biasa, 23 orang mengalami infeksi otitis externa, 15 infeksi karena jamur, 9 luka di sekitar kanal luar, dan 6 orang mengalami penurunan pendengaran.

Dalam penelitian yang diterbitkan Jurnal of Surgery Pakistan, pada September 2009 ini disebutkan pula tidak ada perbedaan yang signifikan antara kualitas earwax orang yang menggunakan cottonbud dan yang tidak.

Cottonbud itu sendiri pun berpotensi membuat luka. “Penggunaan yang kasar akan menimbulkan infeksi,” kata Sosialisman yang juga Ketua Perhimpunan Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan wilayah Jakarta (Perhati Jaya) ini.

Waspada terapi lilin Terapi lilin atau ear candling yang beberapa waktu lalu dianggap sebagai alternatif dalam pengobatan gangguan pendengaran nyatanya juga tidak aman. “Saya tidak pernah merekomendasikan terapi lilin untuk mengatasi gangguan pendengaran,” ujar Sosialisman yang berpraktek di RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta, ini.

Metode terapi lilin yakni menggunakan lilin berdiameter kecil memiliki kandungan beeswax atau parafin.
Prosedurnya, lilin yang telah `dibakar’ diletakkan dalam liang telinga. Untuk mempertahankan lubang di puncak lilin selalu terbuka, digunakan alat semacam tusuk gigi.

Setelah itu, sebongkah kapas padat digunakan untuk membersihkan kotoran telinga yang nampak. Beberapa terapis menggunakan minyak telinga ear oil untuk membersihkannya. Namun, Sosialisman berpendapat kotoran yang didapat itu sebenarnya merupakan lilin dari terapi itu sendiri.

Dengan demikian, terapi ini dipertanyakan karena banyak pasien yang mengalami gangguan setelahnya.
“Saya pernah menangani kasus, telinga mengalami kemerahan setelah menjalani terapi lilin,” ujar Sosialisman.

Bahkan sebuah pendataan oleh 144 dokter THT menemukan kasus akibat terapi lilin. Setidaknya ada 13 luka bakar, 7 kasus liang telinga yang tersumbat karena lelehan lilin, dan 1 kasus gendang telinga yang rusak atau bolong (perforated).

Terapi lilin berpotensi merusak gendang telinga karena untuk menarik lilin keluar membutuhkan tekanan yang kuat. “Karena wax bersifat lengket, untuk menariknya keluar butuh tekanan kuat sehingga berpotensi merusak gendang telinga,” tukasnya.

Selain karena cottonbud dan terapi lilin, gangguan pendengaran bisa disebabkan suara bising dan konsumsi obat. Seperti dijelaskan daring kesehatan www.nidcd.nih.gov, paparan suara keras dapat mengganggu struktur sel rambut yang ada di dalam telinga.

Padahal rambut-rambut ini berfungsi mengubah gelombang suara menjadi sinyal elektrik ke otak. Rusaknya sel-sel rambut ini akan sulit sekali diperbaiki. Sementara itu, dosis obat yang terlalu tinggi dapat mengganggu sistem syaraf tertentu pada indera pendengaran.

Sabtu, 13 November 2010

Tahu, Protein yang Kaya Kalsium

Tahu adalah makanan yang empuk, lezat dan bergizi. Sangat disukai anak-anak karena kelembutannya. Amat tepat sebagai teman bersantap di kala berbuka puasa dan sahur.

Kelembutan teksturnya menyebabkan tahu mudah dikunyah ibarat daging tanpa tulang. Karena tahu terbuat dari kedele, maka kandungan proteinnya sangat berkualitas. Daya cernanya mencapai 85% – 98%, dan total protein yang dapat dimanfaatkan tubuh sebesar 65%.

Sebagai makanan rakyat, tahu mudah dijumpai di pasaran. Harganya relatif murah dan dapat dimasak dengan aneka cara seperti digoreng, dibacem, atau bahkan hanya direbus. Masyarakat menyukai tahu sebagai lauk-pauk dan cemilan.
Kandungan gizi tahu

Protein tahu tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar airnya yang sangat tinggi (84,8%). Makanan-makanan yang berkadar air tinggi umumnya mengandung protein agak rendah.

Kandungan Gizi Tahu per 100 gKandungan Gizi
Jumlah
Energi (Kal)


Protein (g)

Lemak (g)

Kalsium (mg)

Air (g)
68

7,8

4,6

124

84,8


Lauk-pauk hewani umumnya mengandung protein lebih tinggi, misalnya telur 12%, daging 18%-20%, ikan 20%, ikan asin 40% dll. Namun, dengan harga yang lebih mahal membuat masyarakat tidak dapat mengonsumsi lauk-pauk hewani secara rutin setiap hari. Oleh sebab itu pangan berbahan baku kedele menjadi alternatif lain, selain murah juga memenuhi syarat gizi seperti tahu atau tempe.
Kaya kalsium

Kalsium tahu jumlahnya cukup tinggi (124 mg)—hampir setara dengan kandungan kalsium susu. Kalsium sangat dibutuhkan terutama pada masa kanak-kanak hingga dewasa muda. Pada rentang usia ini, massa tulang mengalami pemadatan karena pengaruh asupan gizi dan olahraga. Membiasakan konsumsi pangan sumber kalsium (termasuk tahu) akan mendukung terbentuknya kerangka tulang yang baik, sehingga di masa tua terhindar dari osteoporosis.

Di negara Barat, kontribusi kalsium terutama bersumber pada dairy products (susu, mentega, es krim, keju dll). Di negara berkembang seperti Indonesia, kontribusi kalsium dari susu masih sangat rendah. Masyarakat masih mengandalkan kalsium dari pangan nabati seperti tahu, tempe, dan sayuran.
Cocok untuk Anak

Anak-anak balita dipastikan menyukai tahu. Sebagian anak mengalami kesulitan ketika mengunyah makanan bertekstur keras. Tahu memenuhi syarat karena tekstur yang lembut dan rasa yang netral (tergantung bumbunya). Kreasikan tahu dalam berbagai menu dengan aneka bumbu sehingga anak-anak dapat menikmati.

Di negeri Cina, tahu telah menjadi makanan populer sejak 2000 tahun yang lalu. Tahu sering dijadikan sebagai daging tiruan karena tidak bertulang. Bahkan di Perancis tahu digunakan sebagai pengganti susu dan telur dalam pembuatan kue. Kepopuleran tahu yang mulai menyebar keman-mana adalah akibat adanya tuntutan konsumen untuk mendapatkan makanan yang segar, sehat, berkalori rendah, dan bercita rasa netral.

Sebagai makanan yang kandungan airnya tinggi, maka tahu cepat mengalami penyimpangan bau maupun rasa. Namun, untungnya penjual tahu keliling, pasar tradisional, atau pasar swalayan setiap hari menjual tahu yang masih segar sehingga konsumen dapat memperoleh tahu baru dan tidak perlu menyimpan berlama-lama di kulkas.
Menjaga Kualitas Tahu

Cita rasa tahu dan awet tidaknya sangat tergantung pada kualitas kedele, sumber air untuk pembuatannya, sanitasi alat-alat pembuatan tahu, dan pekerjanya. Selama semua unsur tersebut diperhatikan, maka kualitas tahu dapat dipertahankan selama 1-2 hari dengan menyimpannya di kulkas.
Menyimpan tahu:
Rendam tahu dalam air bersih untuk mencegah terjadinya pengeringan dan menghalangi pencemaran mikroba pembusuk dari udara. Bila air perendamnya tidak higienis, justru akan lebih mempercepat kerusakan tahu
Rebus tahu selama 30 menit, setelah itu rendam dalam air matang. Keawetan tahu rebusan ini dapat mencapai 4 hari.
Hati-hati formalin

Saat ini diketahui adanya produk tahu yang menggunakan pengawet berbahaya (formalin). Hal ini mengindikasikan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap produk makanan yang menjadi hajat hidup orang banyak. Kadar formalin yang dicampurkan mungkin tidak terlalu banyak sehingga konsumen tidak bisa membedakan tahu berformalin atau tanpa formalin. Namun mengingat formalin adalah bahan yang dilarang, maka betapapun kecilnya kandungan formalin dalam tahu, harus tetap dianggap sebagai unsur yang membahayakan kesehatan.

Penelitian yang dilakukan Tresniani (2003) lulusan Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB mengungkapkan bahwa dari 11 industri tahu kuning dan 9 industri tahu putih di Tangerang, semuanya terindikasi menggunakan formalin sebagai pengawet. Tahu kuning mengandung formalin 3,79 ppm – 27,48 ppm, sedangkan tahu putih 5,15 ppm – 42,44 ppm.

Penelitian tentang keberadaan formalin dalam tahu telah sejak beberapa tahun lalu dilakukan. Mena (1994) meneliti di DKI Jakarta dan Untayana (1996) di Bogor. Semuanya menunjukkan bahwa tahu positif mengandung formalin.

Penggunaan formalin untuk makanan jelas dilarang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999. Hal ini mengingat bahaya serius yang akan dihadapi bila formalin masuk ke dalam tubuh. Formalin akan menekan fungsi sel, menyebabkan kematian sel dan keracunan.

Pada binatang percobaan, formalin diperkirakan akan menyebabkan timbulnya kanker. Selain itu organ-organ tubuh hewan juga bakal mengalami kerusakan akibat intake formalin. Dosis 30 ml formalin dapat menyebabkan kematian pada manusia, seseorang mungkin hanya mampu bertahan 48 jam setelah mengkonsumsi formalin dalam dosis fatal. Keracunan formalin menyebabkan radang, iritasi lambung, muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan gagalnya peredaran darah.

Masalah keamanan pangan di tingkat industri rumah tangga memang sudah sangat kronis. Mereka adalah pelaku-pelaku bisnis yang tidak memperhatikan keselamatan konsumen, karena prinsip dagang yang dipegang adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi minimal.

Kita semua berharap pemerintah menindak tegas industri-industri tahu yang diketahui menggunakan formalin. Dengan demikian masyarakat tidak perlu was-was dalam mengonsumsi tahu sebagai makanan yang enak dan bergizi serta cocok untuk semua anggota keluarga.

Sumber : anakku.net

Hati-hati Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Buta

SEORANG WANITA KEHILANGAN PENGLIHATAN SETELAH MINUM AIR TERLALU BANYAK.

Dia minum 7 liter air setiap hari dengan maksud untuk “mendetoksifikasi dan mengurangi tekanan darahnya”.



Mengira bahwa makin banyak air dia minum, akan makin baik, dia meneruskan kebiasaannya dan hal ini berlangsung terus selama tiga bulan. Akan tetapi bulan lalu, wanita Taiwan berusia 26 tahun ini tiba-tiba jatuh pingsan. Ketika dia sadar kembali beberapa hari berikutnya, dia menjadi buta, menurut laporan Apple Daily Taiwan.

Dokter mengatakan bahwa kondisi wanita tersebut diketahui sebagai “keracunan air kronis”.

Jumlah air yang dia minum lebih dari tiga kali lipat dari konsumsi air harian yang disarankan bagi orang dewasa yang tidak banyak bergerak.

Dr. Jiang Shou Shan, yang merawatnya, mengatakan kepada Apple Daily Taiwan bahawa pasiennya tidak memiliki penyakit pesikologis atau masalah kesehatan lainnya, kecuali bahwa tekanan darahnya sangat menghawatirkan.

Nama wanita tersebut tidak disebutkan dalam laporan.

Dr. Jiang mengatakan, “Dia salah percaya bahwa makin banyak air dia minum, makin banyak pula dia bisa menurunkan tekanan darahnya. Sejak itu, selama tiga bulan, dia meminum 7 liter air setiap hari.”

Dr. Jiang menambahkan pada mulanya wanita tersebut akan sering buang air kecil, tapi setelah beberapa waktu, hal tersebut berubah menjadi keracunan air.

Minum terlalu banyak air bisa mengakibatkan hyponatremia, suatu kondisi dimana kadar sodium di dalam darah tidak cukup.

PEMBENGKAKAN DALAM SEL-SEL OTAK

Sebagai hasilnya, kelebihan air harus diserap oleh sel-sel tubuhnya. Sel-sel otaknya membengkak setelah meminum air, yang mengakibatkan tekanan yang meningkat di dalam otaknya.

Dr. Jiang menjelaskan bahwa tekanan tersebut mengakibatkan pendarahan di dalam occipital lobe (otak besar bagian depan), yang merupakan pusat pemrosesan visual dari otak yang berisi sebagian besar visual cortex.

Kata Dr. Jiang, “Sodium di dalam darah kita menjaga laju metabolisme sel kita. Tetapi sekali Anda meminum terlalu banyak air, ion-ion sodium akan berkurang, mengakibatkan otak membengkak.

Hal ini mengakibatkan tekanan dan berlanjut ke pendarahan.” Shin Min Daily mengutip pernyataan seorang dokter bahwa minum terlalu banyak air bisa berakibat fatal.

Dokter tersebut, dari Raffles Hospital, mengatakan bahwa tubuh kita secara konstan kehilangan air melalui keringat, buang air kecil dan air besar atau menghembuskan nafas, diantaranya.

“Mengganti ‘kehilangan air’ ini adalah esensial, tetapi rehidrasi yang berlebihan bisa mengakibatkan overdosis air yang fatal, ” kata dokter.

Menurut dokter tersebut, gejala-gejala keracunan air termasuk sakit kepala, kelelahan, hidung mampet, muntah, sering buang air kecil dan disorientasi mental.

http://www.matabumi.com/protest/hati2-minum-air-putih-terlalu-banyak-bisa-buta

Ternyata Ludah Manusia Dapat Percepat Penyembuhan Luka

“Oleslah lukamu dengan ludah.” Jijik ya? tunggu dulu, Secara tak sengaja tadi ketemu sebuah artikel, menarik bagiku, karena selama ini mungkin luput dari pembicaraan meski mungkin orang-orang desa telah lebih dulu mempraktekkan pengobatan dengan cara ini.

Masih belum begitu percaya, tapi dari artikel ini diberitakan bahwa baru-baru ini, para peneliti Belanda telah mengidentifikasi satu zat dalam air ludah manusia yang mempercepat penyembuhan luka.

Para peneliti dari Belanda telah mengidentifikasi satu zat di dalam air ludah manusia yang mempercepat penyembuhan luka, demikian laporan mereka yang disiarkan Rabu di The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB).

Tim peneliti tersebut mendapati bahwa “histatin”, protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggung-jawab atas penyembuhan luka.

Penelitian itu mungkin menawarkan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena zat tersebut dapat diproduksi secara massal, zat tersebut memiliki potensi untuk menjadi sama umumnya dengan krim antibiotik dan alkohol gosok.

“Kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar,” kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut.

“Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka,” kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal. “Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai satu sumber bagi obat baru.”

Sumber : antara

Sebagai contoh saja, coba ketika dirimu digigit nyamuk misalnya, oleslah bekas gigitannya dengan ludahmu, gak usah jijik dulu, coba dulu dan buktikan, biar gak mudah mengatakan bahwa artikel ini hoax semata ^^

Obat Rematik Merusak Lambung?

MENGONSUMSI obat rematik yang tidak tepat,berpotensi menyebabkan kerusakan lambung dan usus dua belas jari. Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi. Penyakit-penyakit tersebut tentu tak asing lagi.

Apalagi para lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan aneka penyakit degeneratif seperti pengapuran tulang dan sendi,osteoporosis, juga gangguan rematik berupa radang sendi atau radang otot. Tak heran, sehari-hari mereka begitu mengakrabi obat-obatan maupun jamu rematik.

Saking mudahnya mendapatkan obat rematik, hingga terkadang berpikir sederhana saja,tinggal membeli di warung atau apotek tanpa berkonsultasi ke dokter. Praktis tapi tanpa mempertimbangkan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli salah atau malah mungkin menimbulkan efek balik (kontraindikasi). “Banyak pasien yang mungkin karena merasa cocok dengan obat yang pernah diresepkan oleh dokternya, kemudian ketika sakit lagi mengulang resep tadi dengan membeli di toko obat.

Padahal, tanpa disadari, penggunaan obat rematik yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping dan masalah pada lambung,” sebut dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI/RSCM Jakarta dr H Dadang Makmun SpPD-KGEH. Obat rematik merupakan penghilang rasa sakit (pain killer) yang secara umum dikategorikan sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS/ NSAID).

Kalangan medis sering kali menyebut gangguan lambung akibat NSAID sebagai Gastropati NSAID. Dampak langsung obat rematik adalah merusak dinding dalam lambung dan faktor pelindung lambung. Gejala klinisnya bisa ringan sampai berat. Kadang pasien tidak merasakan apa-apa.

Walaupun sebenarnya obat tersebut telah menyebabkan kerusakan di lambungnya. Adapun gejala yang kerap timbul sebagai efek samping obat ini, antara lain gangguan maag berupa rasa sakit atau tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, perlukaan di lambung dan usus dua belas jari, hingga terbentuknya tukak pada kedua organ tersebut.

“Padahal, tukak maupun erosi klinis di lambung bisa menyebabkan perdarahan pada saluran cerna bagian atas. Bahkan jika berlanjut, bisa menyebabkan kematian,” kata rekan sejawat Dadang di RSCM, dr H Ari Fahrial Syam MMB SpPD-KGEH. Di Amerika Serikat,konon kematian akibat penggunaan obat rematik termasuk faktor terbanyak penyebab kematian.

Risiko penggunaan obat rematik bisa menyebabkan terbentuknya tukak lambung pada 1 dari 5 pasien, dan menyebabkan tukak yang bergejala pada 1 dari 70 pemakaian obat rematik. Juga, mengakibatkan perdarahan saluran cerna atas pada 1 dari 150 pemakai obat rematik. Penelitian lain yang dilakukan di RSCM pada 2005 silam menyimpulkan, penyebab utama perdarahan dari saluran cerna atas adalah obat rematik.

Dengan kata lain, lebih dari 90% disebabkan NSAID. Ini didasarkan pada pemeriksaan gastroskopi terhadap 1.192 pasien dengan keluhan BAB hitam, muntah darah, atau keduanya.

Selain obat rematik, golongan NSAID lainnya yang juga meluas penggunaannya adalah aspirin. Kebiasaan orang Barat mengantongi aspirin ke mana pun mereka pergi dan menenggaknya walau hanya sakit kepala ringan diduga sebagai salah satu penyebab tingginya kematian akibat NSAID.

[seputar-indonesia.com]

Awas, Mimisan Bisa Jadi Gejala Tumor

Mimisan memang bukan penyakit, tapi bisa jadi salah satu gejalanya.

SARI, 32, cemas saat anaknya, Hugo, 4, mimisan sampai empat kali dalam seminggu. “Tubuhnya tidak lemas atau sakit. Dia mimisan, berhenti, lalu mimisan lagi, sampai empat kali minggu ini,” katanya.

Dia memang tak langsung mengajak Hugo ke dokter karena berpikir yang dialaminya itu tidak serius. Sari sempat menebak penyebabnya adalah Hugo yang selalu aktif bergerak, ditambah perubahan cuaca yang tengah melanda Jakarta akhirakhir ini. “Cuaca di sini kan lagi enggak menentu, kadang panas, tiba-tiba jadi dingin dan hujan, mungkin pengaruh,” ujarnya.

Tebakan Sari ada benarnya. Menurut spesialis telinga hidung dan tenggorok (THT) Dr Bambang Sukmadi SpTHT, udara dingin mengakibatkan udara lembap sehingga pernapasan mengering, selaput lendir mudah pecah, dan terjadi pendarahan di hidung alias mimisan, atau dalam istilah medis disebut epistaksis. “Beberapa penyebab mimisan antara lain trauma, infeksi, dan kebiasaan menggaruk hidung terlalu keras,” ujar Bambang ketika ditemui di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (13/1).

Sementara itu, spesialis THT di RS Internasional Bintaro, Dr S Faisa Abiratno SpTHT, MSc mengungkapkan faktor penyebab mimisan termasuk faktor lokal, regional, dan sistemik. “Faktor lokal biasanya masalah di dalam hidung, dan faktor regional umumnya kerusakan organ di sekitar hidung, namun jarang terjadi.”

Faktor sistemik, lanjut Faisa, menyangkut tubuh secara umum. Misalnya pada penderita hipertensi, meningkatnya tekanan darah akan mengakibatkan pembuluh darah di hidung pecah. Selain itu, penyakitpenyakit pembuluh darah, kelainan darah, kegagalan fungsi ginjal, kegagalan fungsi hati, leukemia, hemofilia, dan demam tifoid juga dapat menimbulkan mimisan.
Pecah Masih menurut Faisa, mimisan terjadi karena pecahnya pembuluh darah di hidung bagian depan atau belakang. “Secara anatomis, rongga hidung yang berbentuk piramida dibagi menjadi dua, kanan dan kiri, dengan sekat hidung yang terdiri dari tulang dan tulang rawan,” ungkapnya.

Permukaan rongga hidung dilapisi selaput lendir, termasuk sekat. Bagian depan sekat hidung ini penuh kapiler atau pembuluh darah kecil sehingga membentuk anyaman yang disebut pleksus Kiesselbach.

Faisa mengatakan 90% pendarahan hidung disebabkan robeknya selaput lendir di pleksus Kiesselbach. Kemungkinan lain, pendarahan di hidung bagian belakang yang sulit dilihat, berarti lebih serius.

Menurut Faisa, mimisan paling banyak terjadi pada usia anak-anak sampai menjelang pubertas. Jumlahnya menurun tapi kemudian meningkat lagi pada usia lanjut.
“Angka kejadian mimisan sekitar 15% pada usia anak-anak, tetapi hanya sekitar 1% yang betul-betul memerlukan penanganan dokter untuk mengatasi perdarahannya.”

Menurut Bambang, mimisan pada anak biasanya disebabkan menggaruk terlalu keras sehingga hidung berdarah.

Mimisan pada dewasa biasanya disebabkan hipertensi dan tumor. “Tidak tertutup kemungkinan anak-anak mengidap tumor, karena saya pernah menangani satusatunya anak yang menderita tumor pada hidung,” kata Bambang.

Dalam Familydoctor.org disebutkan, semakin tua usia orang yang mengalami mimisan, penyebabnya semakin serius, termasuk hipertensi.

Umumnya, lanjut Faisa, pertolongan yang dilakukan sendiri di rumah sudah membantu menghentikan perdarahannya.

Tapi Bambang mengingatkan, anak yang mimisan berulang-ulang atau lebih dari sekali dalam seminggu harus diperiksakan dokter. Familydoctor.org juga menginformasikan, jika mimisan terjadi lebih dari 20 menit atau disebabkan benturan atau pukulan, segera periksa ke dokter.

Pertolongan Pertama Penderita Mimisan

PANIK. Ini mungkin reaksi spontan bila hidung Anda mengeluarkan darah atau melihat hidung orang lain mengeluarkan darah, baik itu dari satu lubang ataupun kedua-duanya. Menurut spesialis telinga hidung dan tenggorok (THT), Dr Bambang Sukmadi SpTHT dan Dr S Faisa Abiratno SpTHT MSc, kita tidak perlu khawatir akan mimisan.

Berikut beberapa petunjuk menangani mimisan.

1. Gunakan daun sirih yang digulung dan dimasukkan ke lubang hidung yang berdarah.

Penelitian membuktikan daun sirih memiliki zat tanin yang mampu menghentikan pen darahan pada hidung.

2. Hindari usaha mengeluarkan ingus atau blowing nose.

Karena ketika mimisan, kegiatan mengeluarkan ingus hanya akan menambah pendarahan hidung.

3. Letakkan es untuk mengom pres di atas kedua cuping hidung atau tekan dengan ibu jari dan telunjuk selama 10-15 menit untuk menghentikan pendarahan.

4. Siapkan kapas yang dipadat kan agak lonjong dan masuk kan ke lubang hidung.

Lekat kan di sisi sekat hidung atau di bagian te-ngah, lalu tekan cuping hidung dari luar de ngan ibu jari dan telunjuk.

5. Bila masih berdarah, apalagi ditambah darah keluar dari mulut, mungkin perdarahan terjadi di bagian belakang hidung. Segera konsultasikan dengan dokter.

6. Kalau perdarahannya banyak, usahakan posisi kepala me nengadah untuk menghindari darah mengalir ke tenggorok dan menghindari darah menu ju paru-paru, terutama pada anak-anak.

Sumber artikel : mediaindonesia.com

Analisis Kandungan dan Khasiat Jahe Bagi Kesehatan Tubuh

Banyak sekali jenis tumbuhan yang berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Diantara sekian banyak jenis tumbuhan yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh adalah tumbuhan jahe.

Institut Pertanian Bogor, melalui lembaga Pusat Studi Biofarma mengadakan penelitian tentang jahe yang sangat berguna bagi kesehatan, bahkan jahe merupakan tumbuhan yang menjadi salah satu bahan untuk minuman tradisional jamu.

Menurut Prof Dr Ir Latifah K Darusman, Kepala Pusat Studi Biofarma IPB, jahe merupakan tanaman obat yang telah dikenal sejak lama dan digunakan secara luas.

Berikut ini, simak daftar tanya jawab yang dilakukan dengan Prof Dr Ir Latifah K Darusman seputar penelitian jahe yang dilakukan oleh Pusat Studi Biofarma IPB. Dalam memberi keterangannya, Prof Dr Ir Latifah K Darusman dibantu oleh dua orang stafnya, yakni Rudi Heryanto, SSi, MSi (keahlian separasi bahan aktif) dan Dr Min Rahminiwati (keahlian farmakologi).

Sejauh mana inovasi yang dilakukan IPB pada jahe?

Penelitian-penelitian terkait dengan khasiat/kegunaan jahe memang banyak yang sudah melakukannya. Namun, IPB melalui Pusat Studi Biofarmaka mencoba melakukan kajian terkait dengan jahe pada segmen yang belum banyak disentuh yaitu segmen budidaya, potensi pasar dan kontrol kualitas simplisia jahe. Walaupun begitu beberapa kajian khasiat jahe seperti sifat antioksidannya ataupun cara formulasinya menjadi suatu produk juga tetap dilakukan.

Beberapa penelitian terkait dengan jahe yang telah dilakukan oleh Pusat Studi Biofarmaka adalah, pembuatan prosedur operasi standard untuk budidaya jahe, dengan keunggulan sistem budidaya berbasis bahan bioaktif. Pengembangan teknik analisis untuk kontrol kualitas simplisia jahe. Dalam kajian ini telah dicoba dikembangkan metode penentuan bahan aktif jahe secara langsung dari simplisianya. Juga pengkajian strategi untuk menjadikan jahe sebagai komoditas ekspor. Kajian-kajian ini dilakukan baik secara mandiri ataupun dilakukan bekerjasama dengan instansi lain seperti Departemen Pertanian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Berdasarkan penelitian, ada berapa macam/jenis jahe?

Sampai saat ini, Pusat Studi Biofarmaka tidak melakukan penelitian untuk identifikasi keragaman jenis jahe. Mungkin untuk hal ini Balittro-Deptan, telah melakukannya. Adapun untuk penelitian tentang jahe yang selama ini dilakukan, Pusat Studi Biofarmaka menggunakan tiga jenis jahe yaitu jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah. Untuk aplikasi budidaya yang sedang kami lakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan di Kalimantan Timur (kerjasama ITTO-PSB, IPB-Dephut-PT Inhutani), jenis jahe yang dibudidayakan adalah jahe merah.

Apakah kandungan zat yang berbahaya pada jahe?

Tidak ada efek berbahaya yang akan ditimbulkan oleh komponen kimia dalam jahe selama penggunaannya dilakukan sesuai dengan anjuran. Namun yang harus diperhatikan adalah keberadaan bahan kimia lain (misalnya flatoksin) yang disebabkan kontaminasi simplisia jahe oleh misalnya Aspergillus sp.

Seberapa penting atau besar/dominant jahe dibanding tumbuhan lain untuk kesehatan?

Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang paling sering digunakan untuk komponen jamu. Pusat Studi Biofarmaka bekerjasama dengan Oxford Natural Product telah melakukan studi inventori tumbuhan obat yang digunakan jamu untuk sembilan jenis penyakit. Hasil studi menunjukkan bahwa jahe tercatat sebagai komponen jamu untuk 7 jenis penyakit dan merupakan tanaman obat yang paling umum digunakan untuk jamu yang berkhasiat sebagai penghilang sakit/antiinflamasi dan penghilang gangguan saluran pencernaan.

Bahan-bahan apa saja yang boleh atau dilarang dicampur dengan jahe?

Beberapa studi menunjukkan bahwa pada penggunaan sesuai dosis klinik, jahe tidak berinteraksi dengan pengobatan yang lain.

Lebih baik mana, jahe dimanfaatkan untuk tubuh apakah sesudah makan atau sebelum makan?

Terkait dengan kandungan senyawa bioaktif jahe yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka pada lambung maka ada baiknya jahe dikonsumsi sebelum makan.

Bagaimana proses pengolahan jahe yang aman sehingga struktur kandungannya tidak berubah?

Senyawa bioaktif yang dikandung jahe (misalnya gingerol atau minyak atsirinya) merupakan senyawa thermolabile. Untuk itu pengolahan yang menggunakan panas yang berlebihan patut untuk dihindari. Walaupun demikian, dalam larutan berair, gingerol dapat bertahan sampai suhu 100 derajat celcius.

Ada kontradiksi yang dialami tubuh bila jahe dikonsumsi setiap hari. Berbahaya atau tidak?

Dalam suatu monograf disebutkan bahwa penggunaan serbuk jahe secara oral pada kadar 2 gram perhari (dalam satu dosis atau dibagi menjadi beberapa kali) dapat dilakukan dalam waktu yang tidak dibatasi.

Ada kontradiksi bila jahe dikonsumsi oleh penderita maag, karena dalam jahe ada zat yang bertolak belakang dengan asam lambung?

Belum ada informasi terkait dengan kontradikasi jahe pada dosis yang dianjurkan selama ini. Hanya saja, satu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari India menunjukkan bahwa penggunaan serbuk jahe pada dosis 6 gram perhari dapat menyebabkan iritasi lambung.

Komposisi jahe akan bermanfaat pada kondisi apa saja? Penyakit apa saja yang bisa dicegah oleh kandungan jahe dan dosisnya berapa dan bila dibuat sendiri pengolahannya bagaimana? Untuk penyembuhan? Penyakit apa saja?

Secara prekinik baik in vitro maupun in vivo, jahe telah dibuktikan memiliki efek antimikrob, antifungal, antihelmintik, antioksidatif, antiimflamasi, antitumor, bersifat imunomodulatori, antilipidemic, bersifat analgesik, dan memiliki efek perlindungan terhadap saluran pencernaan.

Sedangkan secara klinik, efek yang paling nyata dari jahe adalah untuk menghilangkan gejala mual pada perempuan hamil.

Untuk efek yang lainnya misalnya mencegah mual setelah operasi, mencegah mabuk karena perjalanan, dan sakit karena osteoartitis, secara studi klinik sampai saat ini cukup efektif tapi masih harus dikonfirmasi dengan studi yang lebih jauh.

(dari berbagai sumber)