Minggu, 31 Januari 2010

Osteoporosis

Osteoporosis atau tulang rapuh merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Wanita tua yang bungkuk akan lebih mudah mengalami patah tulang hanya karena jatuh ringan atau sedikit terbentur, atau nyeri tulang yang berkepanjangan. Ini semua bisa merupakan manifestasi dari osteoporosis.

Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun 2006 menemukan, sebanyak 38% pasien yang datang untuk memeriksakan densitas tulang mereka di Makmal Terpadu FKUI Jakarta ternyata terdeteksi menderita osteoporosis sebanyak 14,7%, sedangkan di Surabaya sebanyak 26% pasien dinyatakan positif osteoporosis. Data penelitian Departemen Kesehatan (DEPKES) tahun 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Indonesia rentan terkena penyakit osteoporosis.


Apa itu Osteoporosis?
Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral, seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika kandungan kalsium, fosfat dan zat lain dalam tulang berkurang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita. Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Pria juga tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis, meski lebih lambat dibanding wanita.

Penyebab osteoporosis
Berdasarkan penyebabnya, osteoporosis dibagi menjadi dua: osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer berkaitan dengan kekurangan hormon (khususnya wanita) dan bertambahnya usia serta ketuaan, sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh berbagai keadaan tertentu atau penyakit lain.

Gejala Osteoporosis
Pada osteoporosis, proses berkurangnya kepadatan tulang berlangsung secara perlahan dan progresif selama bertahun-tahun tanpa disadari dan tanpa disertai gejala-gejala tertentu. Gejala-gejala baru timbul pada tahap lanjut, seperti:

1. Patah tulang punggung sehingga tubuh jadi membungkuk
2. Berkurangnya tinggi badan (tubuh jadi lebih pendek)
3. Nyeri punggung

Jika tulang sangat keropos/hancur maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Rapuh/hancurnya tulang belakang karena cidera atau terjadi spontan menyebabkan nyeri punggung yang tak kunjung sembuh. Biasanya, nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu di punggung. Nyeri akan makin terasa jika dipakai untuk berdiri atau berjalan, dan akan menghilang secara bertahap setelah beberapa pekan atau beberapa bulan.

Hal yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan. Dan patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul, bisa karena jatuh atau benturan, dan patah tulang leher paha. Namun, patah tulang pada osteoporosis cenderung menyembuh secara perlahan.

Diagnosis Osteoporosis
Diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Untuk diagnosis dini osteoporosis (sebelum terjadi patah tulang) dapat dilakukan pemeriksaan untuk menilai kepadatan tulang dengan 3 cara, yaitu:

1. Densitometer (Lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry).
2. Densitometer-USG.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx.

Pengobatan Osteoporosis
Terapi dan pengobatan osteoporosis bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi retak tambahan dan mengontrol rasa sakit, serta penggantian tulang yang hancur dengan protesa/tulang tiruan oleh ahli bedah pada beberapa kasus.

Semua penderita osteoporosis harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan terapi hormonal dari dokter untuk memperlambat penyakitnya. Pada nyeri punggung yang sangat berat, diperlukan obat-obatan pereda nyeri, fisioterapi, gips atau alat khusus untuk penyanggah tulang, atau operasi untuk memperbaiki keretakan yang ada. Orang-orang yang sudah berusia lanjut, semaksimal mungkin dijaga agar tidak sampai terjatuh di rumah, dengan mencegah lantai agar tidak licin, alas lantai/karpet jangan tertekuk sehingga membuat tersandung, kabel jangan berceceran, dan tangga dibuat seaman mungkin. Pemberian obat-obatan yang menimbulkan efek samping mengantuk juga berisiko menyebabkan terjatuh pada orang usia lanjut, sehingga perlu dipertimbangkan waktu pemberiannya.

Pemakaian fitoestrogen (estrogen dari tumbuh-tumbuhan) telah terbukti memperbaiki keluhan menopause dan meningkatkan densitas tulang. Fitoestrogen ini banyak terkandung di antaranya dalam kedelai.

Pencegahan Osteoporosis
Pencegahan osteoporosis paling baik dilakukan sejak masih dalam kandungan. Sang ibu harus mengonsumsi cukup kalsium sehingga tulang bayi dalam kandungan tumbuh optimal dan tidak mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu.

Para wanita perlu lebih waspada terhadap ancaman osteoporosis dibandingkan pria. Karena penyakit ini baru muncul setelah usia lanjut, sejak muda wanita harus sadar dan segera melakukan tindakan pencegahan, antara lain:

1) Asupan kalsium yang cukup
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan berkalsium tinggi, misalnya dengan minum susu secara teratur 2 gelas sehari, ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan. Menjaga asupan kalsium penting untuk ibu hamil, menyusui, dan orang tua.

2) Latihan fisik
Latihan fisik baik dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis. Sangat berguna untuk melenturkan dan menguatkan tulang. Sebaiknya latihan fisik dilakukan sejak muda dan terus dilanjutkan sampai tua. Latihan fisik tidak hanya bermanfaat dalam meningkatkan kekuatan dan kelenturan tulang, tapi juga dapat meningkatkan keseimbangan, kebugaran jantung-paru, dan dapat memelihara dan meningkatkan massa tulang.

3) Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)
Sinar matahari terutama UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Disarankan berjemur di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah jam 16.00. Di luar jam itu sinar UV membahayakan dan justru menjadi pemicu terjadinya kanker kulit.

4) Gaya hidup sehat
Dianjurkan untuk selalu hidup aktif, tidak cuma duduk dan tidur. Dengan aktivitas yang baik tulang akan menjadi keras. Hindari juga rokok dan alkohol. Hal ini terbukti secara efektif dapat menurunkan risiko osteoporosis.

5) Hindari obat-obatan tertentu
Obat-obat golongan kortikosteroid mempunyai efek samping osteoporosis. Umumnya, obat ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan. Jangan mudah-mudah mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk dokter. Beberapa suntikan KB juga dapat mempercepat terjadinya osteoporosis.

6) Mengonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
Misalnya terapi-terapi hormonal untuk orang dengan kelainan tertentu, atau sulih hormon estrogen untuk wanita yang sudah menopause, tentunya dengan pengawasan ketat dokter ahli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar